Sabtu, 14 November 2015

Karnaugh Map (K-Map)

Oleh :

Muhammad Fahreza
57414194
2IA08
Tugas Organisasi Sistem Komputer

Karnaugh Map (K-Map)

I. Pengertian
  • Suatu peralatan grafis yang digunakan untuk menyederhanakan persamaan logika atau mengkonversikan sebuah tabel kebenaran menjadi sebuah Rangkaian Logika.
  • Salah satu metode yang paling mudah untuk penyederhanaan Rangkaian Logika.

II. Jenis-Jenis K-Map
  1. K-Map 2 variabel
  2. K-Map 3 variabel
  3. K-Map 4 variabel
  4. K-Map 5 variabel
  5. K-Map 6 variabel
III. Metode Karnaugh Map (K-Map)
  1. Nilai-nilai tabel kebenaran diletakkan pada K-Map
  2. Kotak-kotak K-Map yang berdekatan secara horizontal dan vertikal hanya berbeda 1 variabel.
  3. Pola dari atas ke bawah atau kiri ke kanan harus berbentuk AB, AB, AB, AB
  4. Bentuk SOP bisa didapatkan dengan melakukan operasi OR pada semua term(AND) dari kotak yang bernilai 1.
IV. Pembahasan

Pada penulisan ini, hanya dibahas sampai K-Map dengan 4 variabel saja.

1. K-Map 2 Variabel

(Gambar 3.1.1)

Pada K-Map 2 variabel, variabel yang digunakan yaitu 2. Misalnya variabel A & B.
Catatan :
   - Untuk setiap variabel yang memiliki aksen, maka di dalam tabel ditulis 0.
   - Untuk setiap variabel yang tidak memiliki aksen, maka di dalam tabel ditulis 1.

Contoh : A' (ditulis 0), B (ditulis 1)

Desain/model pemetaan K-Map 2 variabel dapat dibentuk dengan 2 cara seperti pada (Gambar 3.1.1). Pada pembahasan ini, penulis menggunakan desain pemetaan Model 2 seperti berikut : 


(Gambar 3.1.2)

Dalam menentukan hasil pemetaan, ambil daerah yang berbentuk seperti berikut :
(Gambar 3.1.3)

Contoh soal :
Sederhanakan persamaan logika berikut dengan K-Map : y = A'B' + AB'

(Gambar 3.1.4)

2. K-Map 3 Variabel

(Gambar 3.2.1)

Pada K-Map 3 variabel, variabel yang digunakan yaitu 3. Misalnya variabel A, B & C.

Desain pemetaan K-Map 3 variabel dapat dibentuk dengan 4 cara seperti pada (Gambar 3.2.1). Pada pembahasan ini, penulis hanya menggunakan desain pemetaan Model 2 seperti berikut : 

(Gambar 3.2.2)

Contoh soal :
Sederhanakan persamaan logika berikut dengan K-Map : 
y = ABC' + ABC + AB'C + AB'C'

(Gambar 3.2.3)

3. K-Map 4 Variabel

(Gambar 3.3.1)

Pada K-Map 4 variabel, variabel yang digunakan yaitu 4. Misalnya variabel A, B, C & D.

Desain pemetaan K-Map 4 variabel dapat dibentuk dengan 2 cara seperti pada (Gambar 3.3.1). Pada pembahasan ini, penulis hanya menggunakan desain pemetaan Model 2 seperti berikut : 

(Gambar 3.3.2)

Contoh soal :
Sederhanakan persamaan logika berikut dengan K-Map : 
y = ABC'D' + ABC'D + ABCD + ABCD' + AB'CD + AB'CD'

(Gambar 3.3.3)

-----------------------------------------------------------------------------------------------

Sumber :


Senin, 08 Juni 2015

Portofolio

Hai semua, bukan maksud hati untuk sombong, tetapi cuma ingin berbagi aja nih ke teman-teman. Berikut ada beberapa portofolio penulis seperti desain grafis, website dan lain-lain yang mungkin gak seberapa bagusnya hehe.. Maklum masih dalam pembelajaran juga :D . Oke langsung saja yaa :

1. Company Profile



Nah ini merupakan tugas waktu penulis masih SMK. Dibuat dengan menggunakan Adobe Illustrator untuk desainnya dan Adobe Flash untuk Animasinya.

2. Logo EVOLVE

Ini juga tugas waktu SMK. Kalau tidak salah waktu kelas X hehe. Dibuat dengan pathing menggunakan Adobe Illustrator.

3. Logo Nature


Ini kalau tidak salah penulis buat waktu kelas X saat lagi demen-demennya menggunakan Adobe Illustrator, hehe. Maklum waktu baru masuk masih penasaran sama software itu, jadi pengen nyoba-nyoba deh.

4. Poster Tahun Baru 2012


Karya ini dibuat pada waktu Ujian Produktif semester 1 kelas X waktu di SMK 6. Sama seperti di atas, dibuat dengan menggunakan Adobe Illustrator. Alhamdulillah masuk kategori terbaik ketiga :)

5. Website prodgets.com


Nah ini merupakan portofolio waktu penulis menjalani tugas akhir di SMK yaitu membuat website dengan bertemakan toko gadget online. Tampilan awalnya seperti pada gambar di atas. Dibuat dengan menggunakan Adobe Dreamweaver dan Phpmyadmin.

6. Cover Buku


Ini tugas membuat cover buku waktu kelas X di SMK. Dibuat dengan menggunakan Adobe Photoshop.

7. Packaging Snack Coklat


Ini adalah portofolio waktu tugas produktif semester 2. Yaitu membuat packaging(bungkusan) snack coklat dengan nama Coklat Cimblut. Dibuat dengan menggunakan Adobe Illustrator. Alhamdulillah hasilnya mendapat kategori 3 desain terbaik :)

8. Logo 1IA07


Ini merupakan logo kelas penulis sekarang di Universitas Gunadarma. Dibuat dengan menggunakan Adobe Photoshop dengan template dan desain di Adobe Illustrator.

9. Poster Tipografi Go Green


Poster ini dibuat waktu penulis kelas XI SMK dalam rangka ikut andil dalam pengurangan polusi dunia melalui Go Green. Dibuat dengan menggunakan Adobe Illustrator.

10. Poster Anti Tawuran


Poster Anti Tawuran tersebut dibuat dalam rangka mengikuti festival yang diselenggarakan oleh ITB untuk mengurangi tingkat tawuran. Dibuat dengan menggunakan Adobe Illustrator.

11. Desain Artikel Majalah


Ini merupakan tugas pembuatan artikel majalah waktu kelas XI SMK. Dibuat dengan menggunakan Adobe Indesign.

12. Logo LPPC Gunadarma


Logo ini dibuat waktu mengikuti tes seleksi calon asisten LPPC Universitas Gunadarma. Masih jauh dari logo yang aslinya, hehe. Gakpapalah :)


Manusia & Penderitaan

Tugas Softskill - Pertemuan 3


Nama                : Muhammad Fahreza
NPM                  : 57414194
Kelas                 : 1IA07
Jenis Tulisan      : Cerpen (Cerita Pendek)
Judul Tulisan      : Perjuangan Hidup, Ibu Penjual Sayur
Tema                 : Manusia & Penderitaan

"Perjuangan Hidup, Ibu Penjual Sayur"



Di sebuah desa terpencil, tinggalah seorang ibu dan putrinya di rumah yang sangat tidak layak untuk di tempati. Mereka menjalani hidup bersama-sama membanting tulang demi bertahan hidup melewati kerasnya kehidupan. Putrinya yang masih berusia 10 tahun terpaksa ikut membanting tulang bersama ibunya demi mendapatkan uang.

Namun apalah daya, penderitaan mereka bertambah setelah ayahnya meninggal dunia sejak 3 tahun yang lalu. Dalam kesehariannya, ibu dan anak itu memperoleh secercah uang hanya dari menjual sayur-sayuran yang mereka peroleh dari kios pasar untuk dijualkan. Jumlahnya pun tak seberapa, paling jika semua sayur tersebut habis terjual, totalnya mereka hanya mendapatkan Rp20.000 saja. Itupun belum merupakan pendapatan mereka, karena Rp15.000 dari total sayur yang habis terjual itu merupakan setoran bersih yang harus diberikan kepada pemilik kios yang bersedia mendistribusikan dagangan mereka kepada orang-orang yang ingin menjualkannya ke rumah-rumah.

Jadi sisanya ialah pendapatan mereka dari hasil menjual sayur-sayur tersebut. Yang benar saja dalam sehari mereka hanya mendapatkan Rp5.000 ? Ya, memang benar adanya. Mereka adalah Suratmi(ibu) dan Anis(anaknya) yang sangat ikhlas menerima kenyataan hidup yang telah mereka jalani selama 3 tahun.

Alkisah suatu hari di dalam pasar, terjadilah percakapan antara ibu Suratmi dengan pemilik kios saat hendak mengambil sayur-sayuran di kios yang biasa mereka ambil untuk dijualkan.

“Permisi bu, adakah stok sayur-sayuran yang tersedia untuk kami jualkan hari ini ?”, tanya ibu Suratmi bersama putrinya kepada ibu Ratna(pemilik kos).
“Oh ada kok bu. Ibu bisa ambil di samping meja itu. Ibu dapat langsung masukkan ke keranjang untuk segera dijualkan.”, jawab ibu Ratna selaku pemilik kios sayur-sayuran di pasar sambil menunjuk ke arah meja.
“Terima kasih bu. Saya ambil ya sayur-sayuran ini. Untuk itu saya mohon izin untuk segera menjualkannya. Yuk nak..”, balas ibu Suratmi sambil menuntun anaknya keluar.
“Alhamdulillah nak, hari ini kita bisa bekerja. Karena persediaan sayur masih banyak.”, kata ibu Suratmi sambil melihat ke arah anaknya.

Alkisah di perumahan desa tampak ibu Suratmi dan anaknya sedang berkeliling menjualkan dagangannya.

“Sayur... sayur.. sayur. Bu sayurannya bu ? Masih segar-segar bu”, teriak ibu Suratmi menawarkan dagangannya.
“Bu, belum ada yang beli ya ? Anis haus bu..”, terang anaknya.
“Belum nak, kamu yang sabar ya. Ibu tidak punya uang. Mungkin sebentar lagi ada yang membeli. Ibu usahakan untuk berteriak sedikit lebih keras lagi ya nak, mungkin orang-orang kurang mendengarnya.”, jawab ibu sambil tersenyum.

Alkisah diceritakan. Setelah berkeliling selama 20 menit, tak lama kemudian ada seseorang yang ingin membeli dagangannya.

“Sayur...”, panggil seorang ibu yang sedang bersama anaknya ke arah ibu Suratmi untuk membeli dagangannya.
“Oh iya bu boleh..”, jawab ibu Suratmi sambil menuju ke arah pembeli itu bersama Anis.
“Ada tomat bu ?”, tanya pembeli.
“Oh ada bu. Tapi hanya ada 3 buah saja.”, jawab ibu Suratmi.
“Oh tidak apa-apa bu. Saya beli semua tomatnya ya. Harga 1 buahnya berapa ya bu ?”, tanya pembeli kembali.
“Rp2000 bu”, jawab ibu Suratmi.
“Ga kurang bu? Rp1500 deh. Tomatnya juga sudah kurang bagus bu.”, lanjut pembeli.
“Baiklah bu tidak apa-apa. Daripada dagangan saya tidak ada yang membeli sama sekali.”, jawab ibu Suratmi sambil membungkus tomat tersebut.
“Makasih ya bu, ini uangnya.”, lanjut pembeli sambil memberikan uangnya Rp5000.
“Ini bu kembaliannya..”, lanjut ibu Suratmi sambil ingin memberikan kembalian Rp500.
“Tidak usah bu, tidak apa-apa. Kembaliannya untuk ibu saja.”, kata pembeli dengan rasa iba.
“Terima kasih banyak ya bu.”, jawab ibu Suratmi dengan senang.

Alkisah, setelah itu ibu Suratmi dan putrinya kembali berjualan. Singkat cerita, sampai pukul 4 sore dagangan pun belum terjual semua. Karena anaknya sudah sangat haus, akhirnya ia dan anaknya bergegas kembali ke kios pasar untuk memberikan setoran hasil penjualannya hari itu.

“Permisi bu, saya ingin memberikan hasil penjualan dagangan hari ini. Ini bu..”, kata ibu Suratmi kepada pemilik kios sambil menyerahkan uang Rp5000.
“Cuma Rp5000 ya ? Baiklah tidak apa-apa. Rezeki kan memang sudah ada yang mengaturnya. 25% dari Rp5000 ini merupakan pendapatanmu. Jadi hari ini kamu dapat Rp1250. Ini terima uangnya..”, terang ibu kios sambil menyerahkan uang Rp1250 untuk ibu Suratmi.
“Alhamdulillah.. Terima kasih bu.”, jawab ibu Suratmi dengan rasa syukur serta sedikit bersedih.
“Yuk nak, kita pulang.”, kata Ibu kepada putrinya.

Singkat cerita. Selepas di rumah, Anis dan ibunya akhirnya dapat melepas dahaganya. Beberapa saat kemudian, Anis berkata kepada ibunya bahwa ia sangatlah lapar. Oleh karena itu, ibunya segera bergegas keluar mencari makanan walau uang yang ia miliki hanya Rp1250 dari penghasilan tadi. Ia tidak menghiraukannya, yang terpenting adalah ia bisa mendapatkan makanan untuk anaknya. Ibunya pun akhirnya kembali ke rumah dengan hanya membawa 1 bungkus roti yang ia beli di warung seharga Rp1000. Ia terpaksa hanya membeli roti karena ia tidak mendapat pinjaman uang.

Tiba-tiba terdengar suara jeritan kesakitan. Ternyata jeritan tersebut datangnya dari putrinya. Rupanya putrinya tersebut merasakan perutnya sakit karena tidak bisa menahan rasa lapar seharian. Akhirnya ibu memberikan 1 bungkus roti tersebut kepada putrinya.

“Ini nak, makanlah. Mudah-mudahan rasa laparmu bisa segera hilang.”, kata ibu kepada putrinya.
“Ini buat Anis bu ? Lalu ibu makan apa ? Ibu kan juga belum makan seharian.”, jawab Anis.
“Ibu tadi saat di luar sudah makan nak, jadi kamu habiskan saja ya rotinya.”, jawab ibu dengan sengaja berbohong karena tidak ingin melihat putrinya bersedih.
“Tapi wajah ibu kok pucat ? Pasti ibu berbohong ya ? Ini kita bagi berdua aja bu, setengahnya untuk ibu, setengahnya lagi untuk Anis, ibu makan ya.”, tegas Anis dengan penuh rasa tegar.
“(Ibu memeluk Anis sambil nangis). Maafkan ibu ya nak. Ibu belum bisa menjadi sosok yang baik untukmu. Ibu cuma pedagang sayur, ibu tidak bisa menyekolahkanmu, ibu tidak bisa membelikanmu makanan yang mencukupi, ibu memang hanya bisa mendatangkan penderitaan saja untukmu. Maafkan ibu ya nak.”
“Ibu kok berkata seperti itu ? Penderitaan ibu juga penderitaan Anis kok. Memang mau bagaimana lagi bu, takdir hidup kita memang seperti ini. Jadikan derita sebagai cerita bu, niscaya pelita kan berkata. Itulah pepatah yang dapat Anis berikan untuk Ibu. Mungkin yang dapat merubah semua ini cuma Anis bu. Anis harus bisa mendapat ilmu dari sumber mana saja walau Anis tidak bersekolah. Itulah cita-cita Anis yang saat ini harus bisa Anis wujudkan bu.” , tegas Anis dengan nada memotivasi.
“(Tangisan ibu semakin dalam sambil memeluk erat putrinya). Kamu memang anak ibu yang baik nak, ibu bangga padamu. Ibu berjanji ibu akan selalu berjuang paling tidak sedikit mengurangi penderitaan ini. Terutama ibu akan mengumpulkan uang untuk menyekolahkanmu, walau itu pasti sangat lama. Tetapi itulah yang harus ibu lakukan untukmu.”

Singkat cerita. Keesokan harinya, ibu dan Anis pun kembali melakukan rutinitas sehari-harinya dengan berjualan sayur. Setiap hari penghasilannya pun tidak menentu. Terkadang dagangannya habis terjual semua dan sebaliknya dagangannya pun juga kadang tidak ada yang membelinya. Setiap harinya, penghasilannya hanya cukup untuk makan dan minum yang sangat serba pas-pasan. Tetapi semua itu dijalani dengan penuh keikhlasan, tanpa ada rasa mengeluh sedikitpun. Sang ibu yakin bahwa suatu saat nanti ia pasti bisa menyekolahkan anaknya.  

---------------------------------------------------------------------------------

Kesimpulan

Dari cerpen di atas, dapat kita ambil kesimpulan yaitu :

  1. Andai penderitaan itu sedang datang, teruslah berusaha untuk berjuang sesuai keadaan yang kita miliki agar dapat mengurangi penderitaan tersebut walaupun sedikit.
  2. Lakukan segala sesuatu secara halal, walau derita sedang bersama kita. Seperti berjualan.
  3. Bersabarlah dan teruslah bersyukur terhadap rezeki berapapun yang kita dapatkan.
  4. Jadikan derita sebagai cerita, niscaya pelita kan berkata. Maksudnya jika kita sedang mengalami penderitaan, janganlah mengeluh. Niscaya jalan atau kemudahan akan menghampiri kita.
Cerita ini hanya fiktif belaka, mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tokoh, karakter ataupun peristiwa.

Minggu, 26 April 2015

Manusia & Cinta Kasih

Tugas Softskill - Pertemuan 2

Nama                : Muhammad Fahreza
NPM                  : 57414194
Kelas                 : 1IA07
Jenis Tulisan      : Cerpen (Cerita Pendek)
Judul Tulisan      : Aku & Bayangmu
Tema                 : Manusia & Cinta Kasih

“AKU & BAYANGMU”


“Pernah ada, rasa cinta, antara kita, kini tinggal kenangan”. Ya, itulah sepotong syair lagu yang dapat ku nyanyikan untukmu di alam sana. Sejak kepergianmu aku menjadi seperti ini, berbicara kepada seseorang yang telah pergi.. Canda dan tawa bersamamu membuatku terus berdiri, tetapi berdiri dalam arti yang tidak pasti. Aku mengerti ini bukan maumu, tapi inilah takdir Tuhan yang terbaik untukku dan untukmu, menguji diriku agar bisa menerima kenyataan ini.. Tetapi aku belum bisa menerima semua ini.. Oh cinta, aku tidak tahu harus bagaimana, rasa cinta dan kasih ini telah membawaku terlalu dalam, dalam, dan semakin dalam. Aku sadar, cinta kita dibataskan oleh ruang dan dimensi yang berbeda, tapi semua itu tak membuatku berhenti, untuk menjalani kembali hubungan yang telah kita lalui. Mungkin semua itu terdengar bodoh, bodoh karena jiwa yang telah pergi tidak mungkin dapat kembali, apalagi kembali seperti layaknya manusia yang ada di bumi. Namun itulah semua yang aku alami dalam diriku ini..
Kasih, walau raga kita terpisah jauh, namun percayalah hati kita selalu dekat.. Dengan memejamkan mata saja, aku dapat merasakan kehadiranmu di sampingku. Dengan begitu di setiap malamku, dapat ku habiskan waktuku bersamamu..
“Sayang.. Kamu di mana? Aku pejamkan mataku yaa. Ku mohon mendekaplah”, kataku dengan nada lembut.
“Sssshhhhhhhhhhhhhhhh”, (hanya terdengar suara angin yang berhembus).
“Sayang.. Kamu mendengarku kan? Aku tahu kamu ada di sekitar sini”, tanyaku lagi.
“Sssshhhhhhhhhhhhhhhh,” (lagi-lagi hanya hembusan angin yang terdengar).
“Sayang.. Kamu lupa ya? Kalau sekarang ini hari jadi kita yang ke 2 tahun. Lihat aku, aku sudah memakai gaun spesial pemberianmu waktu itu..”, tanyaku lagi dengan sedikit bersedih.

Di saat Nadya sedang bersedih, tiba-tiba muncul cahaya seperti bayang kekasihnya yang sangat terang dari arah belakangnya. Ia terkejut dan langsung menghampirinya..

“Za.. Apa ini kamu? Aku rindu sekali denganmu Za. Aku mohon kamu jangan pergi lagi !”, tutur Nadya.
“Iya Nad, ini aku..”, balas arwah Reza.
“Za? Apa aku tidak salah dengar? Baru pertama kalinya aku bisa mendengar suaramu, biasanya aku hanya bisa melihatmu hanya tersenyum kepadaku..”
J”, Reza hanya membalas dengan senyuman.
“Za, kamu tahu kan? Kalau hari ini hari jadi kita yang ke-2 tahun. Kamu mau minta apa kepada Tuhan tentang hubungan kita ini?”, tanya Nadya.
J”, Dan untuk kedua kalinya Reza hanya membalas dengan senyuman.
“Sayang, ku mohon jawab pertanyaanku.. ”, jawab Nadya sedikit menangis.
“Aku hanya meminta kepada Tuhan agar Dia dapat memberimu kebahagiaan yang lebih dan kamu bisa melupakanku.”, jawab Reza.
“Kenapa kamu berbicara seperti itu? Kamu udah tidak cinta lagi denganku? Kamu udah tidak sayang lagi denganku? Jawab Zaa..”, balas Nadya sambil menangis.
“Tidak begitu sayangku. Kamu adalah Nadyaku. Bidadari cantik yang mencintaiku sepenuhnya..” , tutur Reza.
“Lalu kenapa kalau aku bidadarimu.. ?”
“Kamu tahu kan bidadari itu seperti apa? Ia amat cantik, penyabar, dan teguh hati”, jawab Reza.
“Aku tidak mengerti apa maksudmu..”, balas Nadya sambil berfikir.
“Maaf Nad, aku tidak bisa menjelaskan semuanya.. Aku harus pergi, kembali ke kehidupanku yang abadi”, jawab Reza dengan lugas.
“Tunggu Za.. Aku masih belum mengerti apa yang kamu katakan. Ku mohon jelaskan kepadaku !”, jawab Nadya dengan rasa penasaran.
“Semua jawabannya ada di surat yang telah ku tuliskan 2 hari sebelum kepergianku menghadap illahi . Kamu bisa mendapatkannya di dekat halaman rumahmu, ku kubur bersama kotak kecil dan bertuliskan namaku. Maaf Nad, aku harus kembali.. Aku sayang kamu Nadya. Semoga kita bisa bertemu kembali di keabadian”, jawab Reza dengan tersenyum.
“Zaa.. Ku mohon jangan pergii. Rezaaaaaaaaa..”, jawab Nadya dengan penuh tangisan.

Keesokan harinya, aku mencari tempat di mana surat itu berada. Tak ada setengah jam, aku menemukan kotak tersebut. Aku bergegas untuk membuka dan membacanya.


Namun apalah daya, air mataku tak dapat ku bohongi, aku menangis. Aku harus kuat, aku harus terus membacanya dan merenungkan isi surat yang dituliskan Reza untukku. Aku percaya Reza, dia sudah tenang di alam sana dan aku harus bisa menerimanya semua itu. Perjalananku masih panjang. Aku harus selalu ingat pesan Reza, bahwa aku adalah bidadari. Bidadari yang selalu tersenyum, penyabar, dan berteguh hati.

Sejak peristiwa malam itu, membuatku tersadar akan arti cinta dan kasih sesungguhnya.. Memang cinta itu mengandung pengertian mendalamnya rasa, dan kasih lebih keluarnya, dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata. Namun walaupun tidak nyata, aku percaya kasihmu dapat diwujudkan melalui bayangmu yang selalu ada untukku Za :).

---------------------------------------------------------------------------------


Kesimpulan


Dari cerpen di atas, dapat kita ambil kesimpulan yaitu :

  1. Cinta adalah rasa sangat suka atau rasa sayang kepada seseorang yang telah menarik hatinya. Sedangkan kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan.
  2. Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka(sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
  3. Relakan jiwa yang telah pergi. Simpan rasa cinta yang pernah ada di dalam hati, bukan mengikuti ego diri.
  4. Dapat menerima semua takdir yang telah digariskan Tuhan untuk kita, walau itu terasa berat sekalipun. Percayalah, segala sesuatu pasti ada hikmahnya. Tuhan tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya.
Cerita ini hanya fiktif belaka, mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tokoh, karakter ataupun peristiwa.

Senin, 23 Maret 2015

Manusia & Kebudayaan

Tugas Softskill - Pertemuan 1

Nama                 : Muhammad Fahreza
NPM                   : 57414194
Kelas                  : 1IA07
Jenis Tulisan       : Cerita Pendek (Cerpen)
Judul Tulisan       : Cinta Atau Budaya?
Tema                 : Manusia & Kebudayaan
Mata Kuliah        : Ilmu Budaya Dasar



“CINTA ATAU BUDAYA?”


(Sumber Gambar : Basil Desain)

Perkenalkan namaku Zaki Setiawan. Tetapi teman-temanku sering memanggilku dengan sebutan “Kentung”. Tidak tahu mengapa teman-temanku memanggilku seperti itu, mungkin karena postur tubuhku yang tergolong cukup besar. Kini aku genap menginjak usia 17 tahun dan sedang duduk dibangku SMA kelas XII. Kata teman-temanku aku ini tampan, tapi teman-temanku malah tidak suka kepadaku karena aku ini termasuk orang yang nakal, cuek, suka usil kepada teman-temanku dan disegani oleh semua orang. Aku dikenal sebagai siswa paling pemalas di sekolah dan aku juga termasuk orang yang selalu melanggar peraturan terutama peraturan yang ada di sekolah.

Suatu ketika suasana di dalam kelas,

“Selamat pagi anak-anak, hari ini kita akan belajar mengenai hakikat budaya.. Silahkan buka buku kalian halaman 24”, tutur Bu Guru dengan semangat untuk mendidik murid-muridnya.

15 menit berlalu, tiba-tiba terdengar suara dari arah pintu dengan kerasnya.. Ternyata Kentung terlambat datang ke sekolah dan langsung masuk ke kelas dengan seenaknya dia tanpa salam terlebih dahulu.

“Zaki...!! Dimana sopan santunmu? Tidak seharusnya kamu seperti itu saat sedang ada guru yang mengajar. Sudah terlambat, tidak minta maaf pula..”, ucap Bu Guru dengan nada kesal.
“Kali ini kamu harus Ibu hukum!, cepat kesini..!”, kata Bu Guru.
“Tidak mau Bu.. Aku ingin belajar, bukan dihukum”, ucap Kentung sambil tertawa kecil.
"Ha..Ha..Ha.. Kentung.. Kentung. Abis kesambet apa lo? Kalah Albert Einstein.. Ha..Ha..Ha”, sorak sebagian murid di kelas sambil menyindir Kentung.
"Sudah-sudah.. Kentung, cepat kesini..!! Kamu harus dihukum", sahut Ibu Guru.
"Baiklah kalau itu yang Ibu mau.. Saya siap dihukum.", sahut Kentung dengan nada pasrah.
"Ibu akan memberi hukuman yang mendidik, kamu harus membuat suatu laporan mengenai kebudayaan yang ada di sekitarmu. Ibu hanya memberi waktu 3 hari. Jadi kamu harus bergegas mencarinya", kata Ibu Guru.
"Yahhh... Tapi bu??", lanjut Kentung.
"Tidak ada tapi-tapian! Pokoknya kerjakan tugas yang sudah Ibu berikan. Toh itu juga buat belajar kamu juga kan?" , sahut Ibu Guru dengan nada tegas.
"Baiklah bu..! Akan segera aku kerjakan", tegas Kentung.

Bel pulang sekolah berbunyi, murid-murid beramai-ramai keluar dari sekolah. Tetapi di sudut pohon dekat lapangan, tampak Kentung sedang duduk menyendiri di bawah bangku.

"Tung.. Sedang apa lo di mari??", kata Hendro sambil menepuk pundak Kentung.
"Ane bingung ndro sama hukuman Ibu Guru tadi.. Mau bikin tugas apa.."
"Hmm.. Sepertinya ane punya ide Tung buat lu, coba lu ke desa Anggrek di sebelah utara dari sini. Dengar-dengar nih ya, di sana ada cewek yang pandai bela diri Silat.. Wooh keren kan?? Mungkin lu bisa tanya-tanya ke dia buat ngerjain tugas kebudayaan lu yang tadi di kasih Ibu Romlah", jawab Hendro.
"Ah seriusan lu ndro?", sahut Kentung dengan ekspresi seakan tidak percaya.
"Seriusan gw tung.. Masa ane boong. Coba sekarang lu kesana, mumpung hari belum petang", lanjut Hendro.
"Baiklah sob, makasih banyak ya.. Lu emang teman baik ane. Doain ane semoga ini tugas cepat selesai", jawab Kentung.

Detik demi detik telah berlalu, tiba Kentung di halaman rumah Anggi, perempuan yang pandai bela diri Silat asal Betawi ini.

"Heii..!! Siapa kamu? Kok main masuk-masuk aja ke halaman rumahku? Tidak punya sopan santun ya?", teriak Anggi ke arah Kentung.
"Apa benar kamu cewek yang pandai berbela diri itu ?", jawab Kentung dengan nada penasaran.
"Hehh.. Ditanya kok malah nanya balik? Aku tidak akan menjawab pertanyaanmu sebelum kamu keluar dan kembali masuk dengan mengucap salam terlebih dahulu", jawab Anggi dengan mimik jutek.

Kemudian Kentung keluar dan kembali masuk dengan mengucapkan salam.

"Assalamu’alaikum.. Apa benar kamu cewek yang pandai berbela diri Silat itu?", tanya Kentung.
"Wa’alaikumsalam.. Tidak kok! Tidak benar! Aku tidak pandai, aku hanya sering giat berlatih aja. Kan bela diri penting juga buat semua orang untuk menjaga dirinya.", jawab Anggi dengan lemah lembut.
"Subhanallah, cantik sekali paras perempuan ini.. Sudah cantik, baik pula akhlaknya.", (Kentung berkata dalam hati yang seakan sedang berbunga-bunga sambil senyam-senyum sendiri).
"Hai.. Apa ada yang salah denganku? Kok kamu malah diam ? Oh iya, kalau boleh tahu siapa namamu? Dan ada keperluan apa kamu ke rumahku?", tanya Anggi.
"Hmmm.. Tidak-tidak, aku diam karena aku senang bisa bertemu denganmu.. Hehe. Oh iya kenalin namaku Zaki. Kamu bisa panggil aku Kentung aja, tapi itu sih terserah kamu mau panggil apa. Kalau namamu siapa? Aku ke sini ingin meminta bantuanmu untuk mengerjakan tugas kebudayaan yang diberikan guruku. Kan kamu suka sekali tuh dengan kebudayaan, terutama seni bela diri yang kamu kuasai itu. Maukah kamu membantuku?", jawab Kentung sekaligus bertanya.
"Namaku Anggi. Oh kamu ke sini ingin belajar, baiklah kalau begitu aku bisa membantumu. Aku juga bisa saling belajar denganmu kan.", jawab Anggi.
"Beneran Nggi? Wah terima kasih banyak yaa.. Kamu baik sekali. Kapan kita bisa mulai belajar?", tanya Kentung dengan senang.
"Sama-sama. Kita belajarnya mulai besok siang aja ya? Sekarang kan hari sudah petang, waktunya beristirahat.", lanjut Anggi.
"Baiklah.. Kalau begitu aku permisi dulu ya Nggi, sampai ketemu besok siang. Assalamu’alaikum..", tambah Kentung sambil ingin beranjak pulang.
"Wa’alaikumsalam ", jawab Anggi.

Waktu menunjukkan pukul 13.00. Kentung kembali lagi ke rumah Anggi untuk memulai belajar dengannya. Perlahan demi perlahan Anggi menjelaskan secara rinci tentang arti kebudayaan.

"Nggi.. Kalau kebudayaan itu dibentuk berdasarkan unsur-unsur apa saja? ", tanya Kentung.
"Menurut C Kluckhohn, budaya itu dibentuk berdasarkan unsur : Peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian hidup, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan dan agama", jawab Anggi dengan singkat dan jelas.

Tak terasa waktu sudah berjalan 3 jam, dan tugas kentung sudah hampir selesai. Namun hanya bagian kesimpulan saja yang belum. Tetapi Anggi tidak mau membantu, Ia menyuruh Kentung untuk menyimpulkan sendiri dari hasil pembahasan Anggi yang telah ia jelaskan.

"Wah.. Nggak kerasa ya tugasku sudah hampir selesai. Tinggal 1 halaman lagi bagian kesimpulan.. Dan tugasku selesai.. Alhamdulillah.", kata Kentung.
"Iya Zak, tapi bagian kesimpulannya kamu buat sendiri yaa, aku sengaja tidak membantu biar kamu bisa menyimpulkan sendiri dari hasil belajar bareng kita tadi. Mungkin kamu bisa membuatnya di rumah, besok kalau sudah selesai baru kamu kesini dan memberi penjelasan sedikit kepadaku. Gimana? Karena sekarang sudah jam 16.00, aku harus membantu Ibuku di dapur", terang Anggi sambil tersenyum.
"Ah, tidak apa-apa kok Nggi. Aku sudah banyak merepotkanmu. Jadi biarlah aku menyimpulkannya sendiri. Yaudah kalau begitu makasih banyak ya Nggi kamu sudah mau membantuku. Aku permisi pamit pulang.. Assalamu’alaikum..", jawab Kentung dengan semangat.
"Iya sama-sama kok Zak, dengan senang hati. Wa’alaikumsalam.. Hati-hati dijalan Zak", lanjut Anggi.

Malam hari, di meja belajar Kentung. Tampak ia sedang mengerjakan kesimpulan dari pembelajaran siang tadi. Sambil berfikir tentang tugasnya, di lain sisi terlintas dipikirannya sosok Anggi yang cantik dan baik itu.

"Kok aku kalau dekat dia merasa nyaman yaa.. Apalagi kalau belajar tentang kebudayaan dengan dia tadi. Aku yang nakal aja bisa mendadak jadi baik dan sopan kalau di dekat dia. Apa ini cinta? Apa aku terus terang saja mengatakan kepadanya kalau aku...?", (Kentung berbicara di dalam hati seolah sedang berfikir).
"Ah sudahlah.. Apa dayaku yang tidak pantas buat dia. Hmm, aku punya ide. Bagaimana kalau besok kukatakan kepadanya kesimpulan pembelajaran tadi dengan dipadukan perasaanku ini? Yaa! Ide bagus, akan kucoba ", (Lanjut Kentung berkhayal kembali sambil menyusun kesimpulannya).

Keesokan harinya, di jam yang sama seperti kemarin, Kentung kembali datang ke rumah Anggi untuk memberikan kesimpulan tugasnya yang sudah ia buat tadi malam.

"Assalamu’alaikum, Anggi..", salam Kentung.
"Wa’alaikumsalam, eh Zaki.. Gimana sudah selesai belum kesimpulannya?", tanya Anggi.
"Sudah dong.. Kamu mau dengar aku membacakannya?" , jawab Kentung dengan tersenyum.
"Boleh.. ", lanjut Anggi.
"Jadi, aku mengambil kesimpulan ini dari pendapat Bapak Ki Hajar Dewantara yang menjelaskan bahwa kebudayaan itu berarti buah budi manusia, maksudnya adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai. Contohnya Silat yang kamu telah jelaskan kemarin", jawab Kentung dengan singkat, padat dan jelas.
"Wah.. Bagus Zak kesimpulannya. Aku suka dengan pendapat beliau itu. Jadi menurutku tujuan inti dari kebudayaan itu sendiri yaitu menciptakan kebahagiaan yang tertib dan damai", pungkas Anggi.
"Iya kamu benar Nggi.. Aku bisa merasakannya sendiri kok. Dimulai dari hukuman guruku untuk membuat laporan tentang kebudayaan, lalu belajar denganmu apa itu kebudayaan, sampai akhirnya aku bisa merasakan bahwa dengan kebudayaan itu aku bisa menjadi tertib dan damai. Apalagi waktu aku di dekatmu saat kita belajar bersama sambil bercanda tawa. Aku yang dulu nakalpun sekarang mencoba untuk berubah dan menanam pada diriku bahwa aku harus selalu ingat dengan kebudayaan, karena dengan kebudayaan itu, dengan sendirinya perlahan akan menjadi suatu kebiasaan, tentunya kebudayaan yang positif."
"Tunggu deh.. Di dekatku? Maksudmu? Aku tidak mengerti" , tanya Anggi dengan penasaran.
"Iyaa nggi, aku seakan berubah menjadi orang yang baik dan ingin terus menjadi orang yang baik saat di dekatmu yang memiliki wawasan luas tentang budaya. Apa mungkin ini yang dinamakan cinta? Dari situ aku mengetahui bahwa kebudayaan mencerminkan sopan santun seseorang. ", terang Kentung sambil mencuri sedikit perhatian.
 "Cinta? Jadi kamu berubah gara-gara cinta? Aku tidak mengajari tentang arti cinta, melainkan aku hanya mengajari arti kebudayaan. Jadi kamu berubah gara-gara cinta tau budaya?, tanya Anggi dengan jutek.
"Gara-gara dua-duanya Nggi.. Hehe. Kalau cinta, aku bisa berubah karena memang naluriku yang masih menyukai sosok wanita. Kalau budaya, aku bisa berubah karena dari kebudayaan aku bisa belajar banyak mulai dari norma, sopan santun, dan lainnya. Jadi aku bisa berubah karena kamu dan kecerdasanmu yang membuatku kagum. ", jawab Kentung.
"Aku Cuma mau 1 jawaban, bukan 2. Gara-gara cinta atau budaya kamu dapat berubah menjadi lebih baik? ", tanya Anggi lagi untuk kedua kalinya.
"Hmm.... ", (Kentung berfikir keras untuk memilih 1 jawaban)
"Baiklah.. Aku berubah karena cinta. Mengapa? Karena segala sesuatu membutuhkan kecintaan terlebih dahulu, kalau kita tidak cinta, mana bisa kita menyukainya. Sama halnya dengan budaya, kalau kita sudah tidak cinta dengan budaya, bagaimana kita bisa mempelajarinya dan menjalankannya. Jadi jawabanku yaitu cinta. ", jawab Kentung dengan penuh jiwa bijaksana.
"Gitu doong.. Aku kan cuma butuh 1 jawaban. Dan jawabanmu bagus sekali aku suka!. Aku juga cinta....... ", lanjut Anggi dengan jawaban yang membingungkan Kentung.
"Kamu cinta?? Maksudmu kamu cinta ...?? , jawab Kentung yang tidak peka.
"Iyaa.. maksudku aku sependapat denganmu memilih jawaban cinta seperti yang telah kamu jelaskan panjang lebar tadi ", jawab Anggi dengan perasaan kecewa karena Kentung tidak peka terhadap jawabannya yang sengaja ia buat membingungkan.
"Oh begitu.. kirain cinta apa.. Hehe. Yaudah sekali lagi aku benar-benar berterima kasih kepadamu Nggi, kamu memang baik sekali.. Senang berkenalan denganmu" , lanjut Kentung.
"Iyaa Zak, sama-sama. Kalau ada tugas budaya ataupun tugas lain kamu bisa kesini kapan aja kok, kita bisa belajar bareng lagi.. ", jawab Anggi sambil tersenyum.
"Dengan senang hati Nggi.. Aku pasti bakalan kesini terus dehh.. Hehe. Yaudah aku pamit dulu yaa, sampai jumpa di lain waktu Nggi. Assalamu’alaikum..", salam Kentung.
"Wa’alaikumsalam..", jawab Anggi.

Sampai tibanya Kentung mengumpulkan tugas laporan yang diberikan Ibu Gurunya. Laporan kebudayaannya sangat bagus sekali. Ibu Guru dan teman-temannya tidak menyangka bahwa Kentung yang sekarang ini jauh lebih baik dari sebelumnya. Ketika ditanya mengapa Ia bisa berubah seperti ini, Kentung dengan senangnya menjawab bahwa Ia bisa berubah karena Cinta. Yaitu Cinta kepada naluri dan Cinta kepada budaya.

---------------------------------------------------------------------------------

Kesimpulan

Dari cerpen di atas, banyak pesan-pesan induktif maupun deduktif yang dapat kita ambil. Berikut beberapa poin-poinnya :

1. Kebudayaan dalam bersalam dan meminta izin ketika ingin masuk ruangan saat ada seseorang yang sedang berbicara masih menjadi perhatian untuk kita semua, yaitu cuek dan masa bodo. Seharusnya sikap kita percaya diri dan lakukan apa yang menurut kita pantas untuk dilakukan, tentu kita juga harus bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

2. Budaya itu dibentuk berdasarkan unsur : Peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian hidup, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan dan agama. (Menurut C Kluckhohn, Sumber : Wikipedia)

3. Kebudayaan itu berarti buah budi manusia, maksudnya adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai. (Ki Hajar Dewantara, Sumber : Wikipedia)

4. Dan yang terakhir, kesimpulan yang didapat dari cerpen penulis yaitu bahwa segala sesuatu itu membutuhkan kecintaan terlebih dahulu, kalau kita tidak cinta, mana bisa kita menyukainya. Sama halnya dengan budaya, kalau kita sudah tidak cinta dengan budaya, bagaimana kita bisa mempelajarinya dan menjalankannya.

Cerita ini hanya fiktif belaka, mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tokoh, karakter ataupun peristiwa.